Boi-boian merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak di Kalimantan Utara. Kadang menggunakan bola plastic, bola kasti, atau benda serupa bola. Misalnya kain atau plastik yang digulung dalam bentuk bola. Permainan ‘Boi-boian’ merupakan permainan sederhana namun sarat makna. Di sini anak-anak desa tersebut diajarkan cara bekerjasama dengan kelompoknya.
‘Boi-boian’ dimainkan oleh dua kelompok kecil, yaitu kelompok yang bermain dan kelompok yang berjaga. Masing-masing kelompok terdiri dari minimal 2 orang, karena membutuhkan kerjasama antara pemain dalam satu kelompok. Biasanya permainan Boi-boian dimainkan di sore hari. Permainan ini adalah permainan merobohkan susunan pecahan genting yang disusun dengan menggunakan bola. Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali. Namun mereka harus hati-hati, karena tim lain akan berusaha menggagalkannya dengan melempar bola.
Uniknya dari permainan ini adalah peraturan dalam membawa bola. Kelompok yang jaga berusaha melempar bola untuk mengenai kelompok bermain. Tetapi bukan dengan membawa lari bola, lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan, melainkan bola harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan melemparkan bola. Apabila mereka berhasil menyusun pecahan genting tersebut, mereka berteriak ‘Boi-boi’, yang artinya mereka memenangkan permainan.
Namun jika salah satu anggota kelompok terkena bola yang dilempar oleh kelompok lawan, maka mereka akan menjadi kelompok jaga.
Tata Cara Permainan
1 kelompok bertujuan menyusun pecahan genteng hingga tak ada yang tersisa sambil menghindar dari tembakan bola yang dilemparkan oleh anggota kelompok lain.
Kelompok yang satunya bertugas menembakkan bola ke anggota-anggota kelompok lawan yang berusaha menyusun pecahan genteng.
Setiap anggota lawan yang terkena lemparan bola dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruskan permainan.
Permainan dimulai dengan menggulirkan bola oleh kelompok penembak ke arah pecahan genteng yang tersusun seperti piramida hingga berantakan (kira-kira seperti menggelindingkan bola bowling ke sasarannya).
Sementara itu kelompok penjaga (penyusun pecahan genteng) bersiap-siap menyusun lagi kepingan genteng yang berantakan sambil mewaspadai serangan lemparan bola.
Permainan selesai apabila pecahan genteng selesai disusun atau anggota kelompok yang bertujuan menyusun pecahan genteng telah semuanya gugur kena tembakan bola dari kelompok lawan.
Setelah selesai, posisi kelompok ditukar, yang tadinya kelompok penyusun pecahan genteng menjadi kelompok pelempar bola (penembak), dan sebaliknya.
Contributor: Jilan Ibrahim