Pada hari Rabu, 26 Juli 2023 telah dilaksanakan Upacara Hajat Bumi di Pulo Majeti yang melibatkan seluruh masyarakat yang tinggal di sekitarnya untuk menggambarkan ucapan syukur atas segala kenikmatan dan pelimpahan hasil panen yang luar biasa. Pada pelaksanaannya sangat menarik banyak penonton dari luar wilayah Pulo Majeti dan memeriahkan acara tersebut.
Hajat Bumi Pulo Majeti merupakan upacara tradisional di wilayah kota Banjar yang bertujuan sebagai bentuk penghormatan pada leluhur yang telah mewariskan hasil-hasil alam dan berbagai pedoman tentang bagaimana berprilaku, baik itu antara manusia–manusia, manusia–alam, dan manusia–Tuhan. Ketiga perilaku tersebut diwujudkan dalam bentuk perayaan hasil panen yang kala itu masih dilakukan per-individu (keluarga). Dalam perjalanan sejarah, inisiatif untuk menggabungkan perayaan hasil panen kemudian diwujudkan menjadi sebuah upacara tersebut. Hajat Bumi di Pulo Majeti sejak dahulu sudah ada, namun belakang oleh pemerintah dibuat lebih menarik dan bervariasi sehingga upacara adat Hajat Bumi ini lebih meriah. Perubahan dan penataan Hajat Bumi ini dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Banjar khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjar. Tentunya tujuan utamanya agar menjadi acara wisata di daerah Pulau Majeti yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, arena wisata dan sedikit-sedikit menghilangkan kebiasaan buruk yaitu pesugihan.
Hajat Bumi Pulo Majeti dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap apa yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Terutama atas nikmat terhadap hasil bumi selama satu tahun.Hajat Bumi diselenggarakan setiap 7 Muharram tiap tahunnya sebagai bentuk syukur masyarakat Pulo Majeti terhadap hasil pertanian terutama padi. Adapun isi atau rangkaian dari upacara Hajat Bumi Pulo Majeti ini diantaranya Mipit (panen padi), Jamasan (mencuci benda pusaka), Tawasulan, Kirab Tumpeng, Sawala, dan Hiburan berupa seni gondang, ronggeng, karindingan, kacapi suling, dan wayang golek.
contributor: Ananda Desya Fitria