Jaipong

Jaipongan adalah sebuah genre kesenian yang lahir dari kreativitas seorang seniman Bandung, yakni Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah ketuk tilu membuat seorang Gugum Gumbira mengetahui dan mengenal betul perbendarahaan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada kliningan / bajidoran atau ketuk tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memberikan inspirasi untuk mengembangakan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama jaipongan.

 

Tetapi, sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada pengaruh yang melatar belakangi bentuk tari pergaulan tersebut. Di Jawa Barat, misalnya, tari pergaulan merupakan hasil dari pengaruh dansa ball room, dan biasanya tari-tari pergaulan tradisional tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran (pria yang suka main perempuan). Ronggeng dalam tari pergaulan tak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul.

 

Dalam penyajiannya, jaipongan gaya kaleran tersebut secara kronologis tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
  1. Tatalu
  2. kembang Gadung
  3. Buah Kawung Gopar
  4. Tari Pembukaan (ibing pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau sinden tatandakan (sinden yang tidak menyanyi melainkan menarikan lagu sinden/ juru kawih)
  5. jeblokan dan jabanan, yang merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer (memberikan) uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan salah seorang penonton (bajidor).